Utama Bilik (04) Rahiqum Makhtum Abdullah Bin Ubai Bin Sahlul Sebelum Islam

Abdullah Bin Ubai Bin Sahlul Sebelum Islam

698
0
Iklan

Panel: Abu Qais
Antara situasi atau perkembangan politik di Madinah ada keadaan kepimpinan dan pengaruh Yahudi, sehinggakan disebut Abdullah bin Ubai bin Salul al Aufi seorang yang berdarah arab dan yahudi di sebelah ibunya, hampir hampir dilantik sebagai Ketua atau Raja Madinah

Maka wujud satu puak yang menyokong kepimpinan Abdullah bin Ubai ini di Madinah.

Sebagai seorang yang bijak dalam siasah Abdullah bin Ubai mengikut tindakan purata penduduk arab Madinah yang memeluk İslam, disamping beliau bersama sama dengan Yahudi dalam hal hal siasah.

Seperti mana Yahudi akan mencari cari keburukan nabi Muhammad SAW bagi menjatuhkan kredibiliti baginda SAW, ianya telah menjadi perangai Yahudi suka mencari cari keburukan.. sehingga disebutkan dalam sahih Al Bukhari bagaimana dahulu Bani İsrail mencari cari keburukan dan aib Nabi Musa, sehingga mereka menyebut kecacatan kemaluan Nabi Musa AS, nauzubillahimin zalik

Diantara kebijaksanaan dan sunnah Rasulallah SAW dalam hal berinteraksi dengan mereka yang masuk İslam kerana kepentingan politik dan kepentingan peribadi, ditunjukkan kepada kita bagaimana selama 9 tahun Rasulallah SAW berurusan dengan Abdullah bin Ubai.

Mainan politik Abdullah bin Ubay

“Telah bercerita kepada kami Muhammad, telah mengabarkan kepada kami Makhlad bin Yazid, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Amru bin Dinar, bahwa dia mendengar Jabir radliallahu ‘anhu berkata; “”Kami pernah berperang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika itu orang-orang Kaum Muhajirin sudah bergabung dan jumlah mereka semakin banyak. Di antara Kaum Muhajirin itu ada seorang laki- laki yang pandai memainkan senjata lalu dia memukul belakang seorang shahabat Anshar sehingga menjadikan orang Anshar ini sangat marah, lalu dia berseru seraya berkata; “”Wahai Kaum Anshar””. Laki-laki Muhajirin tadi menimpali dan berseru pula; “”Wahai Kaum Muhajirin””. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang dan bersabda: “”Mengapa seruan-seruan kaum jahiliyah masih saja terus dipertahankan? ‘. Kemudian beliau bertanya; “”Apa yang terjadi dengan mereka?””. Lalu beliau diberitahu bahwa ada seorang shahabat Muhajirin yang memukul belakang seorang shahabat Anshar. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “”Tinggalkanlah seruan itu karena hal semacam itu tercela (buruk) “”.

Setelah itu ‘Abdullah bin Ubbay bin Salul berkata; “”Apakah mereka (Kaum Muhajirin) tengah mengumpulkan kekuatan untuk melawan kami?. Seandainya kita kembali ke Madinah maka orang yang kuat pasti akan mengusir orang yang hina”” (Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengabadikan perkataannya ini dalam QS al-Munafiqun ayat 8). Spontan’Umar berkata; “”Tidak sebaiknyakah kita bunuh saja orang tercela ini, wahai Rasulullah!”” Yang dimaksudnya adalah ‘Abdullah bin Ubay bin Salul. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “”Tidak, agar orang-orang tidak berdalih bahwa dia (Muhammad) membunuh shahabatnya’.”

İni terjadi setelah tamat perang Khaibar tahun ke 7H

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab, dari ‘Urwah, bahwa Usamah bin Zaid, mengabarkan kepadanya bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengendarai keledai milik beliau, diatasnya ada pelana bersulam beludru Fadaki, sementara Usamah bin Zaid membonceng di belakang beliau ketika hendak menjenguk Sa’ad bin ‘Ubadah sebelum peristiwa Badar,

lalu beliau berjalan dan sempat melintasi suatu majlis yang di majlis tersebut terdapat Abdullah bin Ubay bin Salul, kejadian itu sebelum Abdullah masuk Islam, dan dalam majlis tersebut terdapat pula beberapa orang kaum Muslimin yang bercampur baur dengan orang-orang musyrik, para penyembah patung, dan orang-orang Yahudi, terdapat pula Abdullah bin Rawahah, saat majlis itu dipenuhi kepulan debu keledai, ‘Abdullah bin Ubai menutupi hidungnya dengan selendang sambil berkata: “”Jangan mengepuli kami dengan debu, “” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan salam pada mereka lalu berhenti dan turun, setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajak mereka menuju Allah lalu beliau membacakan al-Qur’an kepada mereka. ‘Abdullah bin Ubay berkata kepada beliau: “”Wahai saudara! Sesungguhnya apa yang kamu katakan tidak ada kebaikannya sedikit pun, bila apa yang kau katakan itu benar, maka janganlah kamu mengganggu kami di majlis ini, silahkan kembali ke kendaraan anda, lalu siapa saja dari kami mendatangi anda, silahkan anda bercerita padanya.”” ‘Abdullah bin Rawahah berkata; “”Wahai Rasulullah, bergabunglah dengan kami di majlis ini karena kami menyukai hal itu.”” Kaum muslimin, orang-orang musyrik dan orang-orang Yahudi pun saling mencaci hingga mereka hendak saling menyerang, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terus menenangkan mereka hingga mereka semuanya diam, kemudian beliau naik kendaraan hingga masuk ke kediaman Sa’d bin ‘Ubadah lalu beliau bersabda: “”Hai Sa’d! Apa kau tidak mendengar ucapan Abu Hubab?”” maksud beliau tentang ucapan ‘Abdullah bin Ubay. Sa’ad berkata; “”Maafkan dia wahai Rasulullah dan berlapang dadalah kepadanya, demi Allah, Allah telah memberi anda apa yang telah diberikan pada anda. Penduduk telaga ini (penduduk Madinah -red) bersepakat untuk memilihnya dan mengangkatnya, namun karena kebenaran yang diberikan kepada anda itu muncul, sehingga menghalangi ia menjabat sebagai pemimpin, maka seperti itulah perbuatannya sebagaimana yang anda lihat.”””

Hadis sebelum İslamnya Abdullah bin Ubai bin Salul

Hadis riwayat Al Bukhari dalam sahihnya

Komen dan Soalan